Kamis, 28 April 2011

proposal PKL

I.                   PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sumberdaya perikanan perairan umum merupakan anugerah sekaligus aset yang jika dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang maksimum dan berkelanjutan bagi masyarakat tanpa menurunkan tingkat produktivitasnya.
Perikanan merupakan salah satu sektor yang penting di Indonesia yang belum dikelola dengan baik. Meskipun demikian pemerintah telah berusaha untuk membangun sektor ini dengan tujuan meningkatkan pendapatan nelayan atau petani ikan, memperbaiki gizi rakyat dan meningkatkan ekspor dengan tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya di sektor  tersebut. (Reksohadiprodjo dan Pradono, 1996).
Perairan umum sebagai salah satu penghasil sumberdaya perikanan, memiliki andil yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia khususnya penyedia protein hewani. Perairan umum merupakan perairan dimana semua orang dapat mengusahakan atau mengambil hasil dari perairan tersebut, yang meliputi sungai, danau dan rawa (Soeseno, 1990). Selain sebagai usaha penangkapan ikan, perairan umum juga dapat dimanfaatkan untuk usaha budidaya perikanan.
Propinsi Kalimantan Tengah memiliki perairan umum dengan luasan    ± 2.333.077 Ha dimana 2.267.800 Ha merupakan daerah perairan tawar yang terdiri dari rawa seluas 1.811.500 Ha, sungai 323.500 Ha (59 buah) dan danau seluas 132.800 Ha (111 buah) yang secara keseluruhan sudah dimanfaatkan sekitar 40-50%. (BPS, 2004).
Anonim (1991), menyatakan bahwa potensi sumberdaya hayati perikanan perlu adanya optimasi pemanfaatan yang berazas pada upaya peningkatan produksi perairan secara lestari dan berkelanjutan melalui pengelolaan yang rasional dengan tetap memperhatikan kesehatan lingkungan.
Kalimantan tengah mempunyai panjang garis pantai 750 km berada pada tiga kabupaten yaitu Kotawaringin Timur 321 km, Kotawaringin Barat 231, Kapuas 198 km. (Anonim. 2002)
Kabupaten Seruyan merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten induk “Kabupaten Kotawaringin Timur” Propinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2002 yang diresmikan pada tanggal  5 Agustus 2002. Kabupaten Seruyan dengan luas (16.404.000 km2) secara geografis terletak pada posisi 1110 – 1150 Bujur Timur dan 00 45’ Lintang Utara -30 300 lintang Selatan (Anonim. 2005)
Kabupaten Seruyan memiliki wilayah laut dengan panjang garis pantai  ± 100 km dengan potensi sumberdaya perairan yang cukup besar untuk dikembangkan terutama bidang penangkapan ikan dan budidaya. Di bidang penangkapan ikan peluang untuk pengembangan ukup besar terutama ke arah lepas pantai. Hasil tangkapan terutama udang laut, kepiting, rajungan, ubur-ubur, senangin, tongkol, bawal, kakap dan jenis ikan lainnya banyak tertangkap di daerah ini.
Kebijakan operasional pemanfaatan potensi perikanan laut dapat ditempuh melalui perluasan daerah. Operasional penangkapan, peningkatan produktiitas hasil tangkap dan budidaya tambak serta penganekaragaman komoditas hasil produksi. Melalui kebijaksanaan tersebut diharapkan secara simultan dapat mengoptimalkan potensi perikanan laut guna memenuhi kebutuhan pasar. Namun demikian upaya-upaya ini harus diiringi dengan pengaturan, pengendalian serta pengawasan terhadap pemanfaatan sumber daya agar potensinya tetap lestari. (Anonim. 2000)

1.2. Tujuan dan Manfaat

Kegiatan Praktek Keterampilan Lapang (PKL)  ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh seorang mahasiswa untuk dapat melaksanakan tugas akhir/skripsi. Kegiatan ini pun bertujuan untuk mengetahui usaha alat tangkap perikanan Kabupaten Seruyan yang meliputi :
1.    Mengetahui jenis dan ukuran kapal penangkap ikan yang digunakan oleh nelayan setempat.
2.    Mengetahui alat tangkap yang digunakan nelayan untuk penangkapan ikan.
3.  Mengetahui jenis-jenis ikan yang tertangkap.

Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah untuk  memberikan informasi dan memperoleh data tentang jenis-jenis apa saja yang tertangkap, serta alat tangkap yang digunakan para nelayan setempat dalam usaha penangkapan ikan yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya perikanan yang ada dan hasil pemasaran hasil tangkapan yang ada di Kabupaten Seruyan kepada masyarakat sekitar khususnya para nelayan setempat yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka  pemanfaatan sumberdaya perikanan ini secara optimal dan berkesinambungan tanpa mengabaikan kelestarian sumberdaya tersebut.


II.                TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perikanan Tangkap
Perikanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh  sekelompok orang atau perorangan baik itu berupa usaha penangkapan dan juga usaha budidaya ikan atau binatang air.
Perikanan tangkap adalah suatu kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau pengumpulan hewan atau tanaman air yang hidup di laut atau perairan umum.
Menurut UUD No. 9 tahun 1995 tentang perikanan menyebutkan bahwa penangkapan ikan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang dalam keadaan tidak dibudidayakan dengan alat tangkap cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk menampug., mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah dan mengawetkan.
Perikanan tangkap merupakan kegiatan usaha yang mempunyai nilai ekonomis penting bagi Kabupaten Seruyan selain perairan yang cukup luas juga merupakan sumber perikanan yang cukup potensial.

2.2. Alat Tangkap
Alat tangkap ikan (fishing gear) adalah segala macam alat yang digunakan dalam usaha penangkapan ikan, dan alat-alat Bantu yang diperlukan. Sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi alat penangkapan ikan adalah konstruksi alat penangkapan yang cocok, keterampilan dan bahan yang digunakan. (Sahori, 1984 dalam salabiah 2003).
Dirjen Perikanan (1993) menyatakan alat-alat penangkapan ikan yang bias digunakan di perairan laut yang ada di daerah Kalimantan tengah antara lain Jaring Insang (gill net), Purse Saine, pukat harimau, jarring insang hanyut (drift gill net), trammel net, sungkur (serok besar) dan lain-lain.
Jaring insang (gill net) adalah jarring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jarring yang sama ukurannya pada seluruh jarring, jumlah mata jarring yang kea rah panjang atau kea rah horizontal (mesh length) jauh lebih banyak dari mata jaring kea rah vertical atau kea rah dalam (mesh depth). Pada bagian atasnya dilengkapi dengan berbagai pelampung (floads) dan bagian bawah dilengkapi dengan berbagai pemberat (sinkers) dengan menggunakan arah yang berlawanan yaitu bergerak menuju ke atas ditambah dengan berat jaring di dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terlentang (Ayodhyoa, 1981).
Purse seine alat yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan, prinsip penangkapan ikan dengan purse seine adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertical, bagian bawah jaring di kerutkan untuk mencegah ikan lari kea rah bawahjaring. Panjang purse seine tergantung panjang kapal (Sudirman, 2000).
Pukat harimau (trawl) adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik oleh salah satu atau dua kapal baik melalui samping atau belakang kapal selama jangka waktu tertentu untuk menangkap ikan dan binatang lainnya (Andi Hutu dkk, 2004).
Jaring insang hanyut (drift gill net) yaitu posisi jaring tidak ditentukan oleh jangkar, jaring bergerak bebas mengikuti arah gerakan arus, pada satu sisi dari ujung jaring diletakkan tali. Tali tersebut dihungkan dengan kapal. Gerakan hanyut dari kapal sedikit banyak mempengaruhi posisi jaring kekuatan arus dan gelombang akan mempengaruhi keadaan hanyut jaring.
Jaring insang tiga lembar (trammel net) adalah jaring insang yang utamanya terdiri dari 3 lembar jaring yaitu 2 embar jaring bagian luar (outer net) dan 1 lembar jaring bagian dalam (inner net). Mata jaring bagian luar pada umumnya lebih besar dari pada mata jaring bagian dalam/besarnya sekitar antara 5 – 6 kali dari mata jaring bagian dalam. Tinggi jaring bagian dalam berkisar antara 1,1 -1,9 kali tinggi jaring bagian luar (Ayodhyoa, 1981).
Macam-macam dari alat tersebut, dapat berubah menjadi tipe penangkapan dan sifat ikan yang ditangkap seperti macam dan ukuran pelampung yang dipakai, pemberat, macam dan ukuran benang dan mata maupun ukuran jaring itu sendiri keseluruhan baik panjang dan lebar.

2.3. Jenis Kapal Ikan
Kapal ikan adalah kapal yang digunakan untuk menangkap ikan atau kegiatan lain yang berhubungan dengan perikanan, misalnya untuk mengangkut ikan (fish carrier boat). Di antara berbagai sarana produksi, kapal ikan merupakan sarana utama dalam usaha penangkapan ikan. Kapal ikan berbagai jenis dan bentuk.
Kapal ikan hanya digunakan untuk tujuan perikanan saja. Maka segala perawatan dan perlengkapan harus sesuai untuk keperluan perikanan saja. Besar kecilnya ukuran kapal disesuaikan dengan tipe pengusaha yang dilakukan. Besarnya harus diteliti agar sesuai dengan persyaratan teknis dalam penangkapan dan tidak menyimpang dari ketentuan pembuatan kapal (Andi Hutu dkk, 2004).
Tipe kapal ikan berbeda tergantung dengan alat penangkapan perairan pantai (coastal fishing ground) selain ukurannya kecil peralatannya tidak banyak, kapal ikan perairan bebas, badan kapalnya harus kuat dan kokoh untuk dapat bertahan terhadap hempasan ombak dan badai, bentuk lunasnya berbeda dengan lunas kapal perairan pantai. Lunas kapal perairan bebas dibuat dengan bentuk V dengan geladak tinggi (Andi Hutu dkk, 2004).
Klasifikasi kapal ikan berdasarkan ukuran dan mesinserta bentuk dapat pula dilakukan berdasarkan bahan yang dipakai untuk membuatnya (kayu, besi, fiber glass, fero cement) pada cara pergerakan kapal (dayung, layar, motor temple, diesel) dan umumnya didasarkan pada tipe perairan yang diiusahakan.
Ø Kapal ikan kecil
Kapal berukuran kecil terbuat dari kayu, beroperasi di perairan pantai yang jaraknya relative tidak jauh dalam operasi terbatas. Ukuran 5 GT, tidak memerlukan pelabuhan besar, mudah dalam operasi dan murah dalam pembuatannya.
Ø Kapal ukuran kecil
Kapal berukuran 30 – 50 GT, bahan untuk membuat tubuh kapal terdiri dari kayu/besi.
Ø kapal motor dan perahu
Klasifikasi berdasarkan tenaga pengeraknya yang membedakan antara kapal ikan bermesin yang disebut kapal motor dan perahu yang digerakan denngan layar atau dayung perahu layar dewasa ini banyak dilengkapai dengan perahu mtor temple. Ukuran motor tempel bermacam-macam biasanya bergerak antara 5 – 50 Hp (horse power).

2.4. Ikan Perairan Umum
Secara definisi ikan adalah hewan yang suhu tubuhnya tergantung dari suhu medium lingkungan (poikilotherm), memiliki tulang belakang (chordate/vertebrae), tonjolan (appendages), pada tubuhnya berkembang klep yang berupa daging (cirrhi) ataupun sirip, organ pernafasan utamanya adalah insang (Nelson, 1994).
Menurut UU No.31 tahun 2004 tentang Perikanan, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.
Ikan mendiami hampir sebagian besar dari ekosistem, mereka hidup di air tawar, air payau, air laut dan daerah kutub (Zonneveld et,al., 1991). Diperkirakan terdapat 50.000 jenis ikan yang hidup di perairan seluruh dunia (Vida and Kotai, 2006 dalam Muchlisin et., al, 2008). Di Indonesia terdapat tidak kurang 4000 jenis ikan, 800 jenis diantaranya merupakan ikan air tawar dan payau (Djajadireja, 1977 Muchlisin et., al, 2008).
 Ikan berdasarkan jenis makanan dapat digolongkan ke dalam 3 golongan (Bakcman, 1962 dalam Azhar, 1993), yaitu karnivora (pemakan daging, mempunyai usus pendek), omnivora (pemakan daging dan tumbuhan, mempunyai panjang usus sedang), dan herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan, mempunyai usus sangat panjang).
Menurut Soeseno (1992), ikan penghuni sungai, rawa dan danau dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ikan-ikan yang menetap dan hidup terbatas pada daerah kelahirannya dan ikan-ikan yang beruaya (bermigrasi).
Penyebaran berbagai jenis ikan di danau dipengaruhi oleh jenis ikan, stadia biologi ikan, kondisi fisika dan kimia air, serta perubahan musim (Adite and Thielen, 1995; Bhukaswan, 1980).
Ikan sebagai bahan pangan telah lama diusahakan manusia, baik ikan laut maupun ikan tawar. Ada beberapa hasil penting yang berhubungan dengan ikan sebagai bahan pangan yaitu mempunyai nilai gizi tinggi, harga relatif murah dan disukai masyarakat.







III.       METODOLOGI PRAKTEK

3.1. Waktu dan Tempat
Praktek Keterampilan Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu dimulai dari minggu pertama bulan April 2011 sampai dengan minggu keempat di Desa Sei Udang Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan.

3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan Praktek Keterampilan Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Alat dan Bahan Praktek Keterampilan Lapang
No
Alat
Bahan
1.
2.
3.
Alat tulis
Kamera
Kendaraan Bermotor
Daftar pertanyaan (Quisioner)

3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada Praktek Keterampilan Lapang (PKL) ini adalah metode observasi langsung atau pengamatan langsung dan wawancara dengan nelayan. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Cara pengumpulan data dalam pelaksanaan Praktek Keterampilan Lapang (PKL) ini sebagai berikut :

1.    Pengumpulan Data Primer
a.       Observasi langsung atau pengamatan langsung mengenai keadaan umum wilayah dan sumberdaya perikanan yang berkaitan dengan tujuan Praktek Keterampilan Lapang (PKL) ini. Nazir (1983) menyatakan bahwa cara pengumpulan data secara observasi langsung atau pengamatan langsung yaitu menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar. Hasil pengamatan tersebut dicatat secara sistematis.
b.      Melakukan wawancara menggunakan lembar kuesioner dengan nelayan. Nazir (1983) menyatakan bahwa pengumpulan data dengan cara wawancara yaitu tanya jawab sambil bertatap muka antara           penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan lembar kuesioner (daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan Praktek Keterampilan Lapang).
c.       Membuat dokumentasi keadaan danau, aktivitas pengambilan data, kegiatan nelayan dan pemasaran dengan menggunakan kamera.
2.    Pengumpulan Data Sekunder
Mencari data-data sekunder yang bersangkutan di instansi-instansi yang terkait dan literatur-literatur yang mendukung.

3.4. Pengolahan Data
Data yang diperoleh  pada PKL (Praktek Keterampilan Lapang) ini diolah dan disajikan dalam bentuk grafik dan tabulasi, selanjutnya dibahas secara deskriptif.
3.5. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Praktek Keterampilan Lapang (PKL) yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
Tabel 2.     Jadwal Kegiatan Praktek Keterampilan Lapang (PKL) Usaha Alat Tangkap Perikanan di Desa Sei Udang Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan

No.
Kegiatan
Bulan/Minggu
April 2011
Mei 2011
Juni 2011
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Konsultasi Judul












2.
Pembuatan Proposal












3.
Konsultasi Proposal












4.
Penggandaan Proposal 












5.
Distribusi Proposal












6.
Pelaksanaan PKL












7.
Pembuatan Laporan












8.
Konsultasi Laporan












9.
Ujian PKL












10.
Penggandaan Laporan












11.
Distribusi Laporan